Kehancuran pasar obligasi Jepang Hasil obligasi 40 tahun Jepang melonjak dari 2,09% menjadi 3,6%, mencetak rekor tertinggi. Permintaan lelang obligasi 20 tahun adalah yang terlemah sejak 2012, likuiditas pasar obligasi jatuh ke level terendah dalam dua tahun, peserta pasar meminta bank sentral untuk menghentikan pengurangan pembelian obligasi.
Obligasi AS runtuh secara bersamaan Yield obligasi pemerintah AS 10 tahun meroket menjadi 4,58% pada bulan April, mencatatkan volatilitas harian paling tajam dalam 20 tahun. Moody's menurunkan peringkat kredit AS, memaksa penutupan perdagangan basis sekitar 800 miliar dolar AS.
Apa sinyal ini? Tiga konfirmasi runtuhnya obligasi global 1. Sinkronisasi = Sistematik Obligasi negara 30 tahun AS menembus 5%, sementara JGB 40 tahun Jepang melonjak menjadi 3,45%
2. Likuiditas Menipis = Struktural Pasar obligasi AS mengalami fenomena "perebutan uang tunai" yang mirip dengan masa COVID-19 pada tahun 2020. Indikator fungsional pasar obligasi Jepang jatuh ke level terendah dalam dua tahun.
3. Penarikan modal asing = De-dollarization Pasar khawatir bahwa modal asing sedang melarikan diri dari aset AS China adalah pemegang utang AS asing terbesar kedua, mungkin akan menjual secara strategis.
Makna khusus Jepang Mengapa krisis obligasi Jepang adalah sinyal kunci? 1. Jepang selalu menjadi pilar sistem dolar. - Selama beberapa dekade, JGB adalah acuan suku bunga global - Perdagangan arbitrase yen mendukung likuiditas global - Jepang adalah pembeli utama utang AS
2. Ketika bahkan obligasi Jepang tidak ada yang membeli... - Imbal hasil JGB 3,45% menandakan adanya keretakan sistemik - Konsep "aset aman" global hancur - Dasar portofolio investasi perusahaan asuransi, bank, dan dana pensiun goyah
Bukti struktural: - Krisis obligasi ganda terjadi secara bersamaan - Peristiwa acak dengan probabilitas sangat rendah - Aset lindung nilai tidak berfungsi - Obligasi tidak lagi menjadi pilihan lindung nilai saat krisis saham - Alat likuiditas tidak berfungsi - Bahkan alat arbitrase seperti perdagangan basis juga dipaksa untuk ditutup.
Bukti perilaku: - Perubahan Tindakan Bank Sentral - Bahkan Bank Sentral Jepang diminta untuk menghentikan pengurangan pembelian obligasi - Reaksi pemerintah - Perdana Menteri Jepang mengatakan situasi fiskal lebih buruk daripada selama krisis utang Yunani - Trump dipaksa mundur - Pasar obligasi memaksa Trump menangguhkan tarif
Kami sedang menyaksikan restrukturisasi keuangan terbesar sejak runtuhnya sistem Bretton Woods pada tahun 1971.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Kejatuhan sistemik dari sistem obligasi global
Kehancuran pasar obligasi Jepang
Hasil obligasi 40 tahun Jepang melonjak dari 2,09% menjadi 3,6%, mencetak rekor tertinggi. Permintaan lelang obligasi 20 tahun adalah yang terlemah sejak 2012, likuiditas pasar obligasi jatuh ke level terendah dalam dua tahun, peserta pasar meminta bank sentral untuk menghentikan pengurangan pembelian obligasi.
Obligasi AS runtuh secara bersamaan
Yield obligasi pemerintah AS 10 tahun meroket menjadi 4,58% pada bulan April, mencatatkan volatilitas harian paling tajam dalam 20 tahun. Moody's menurunkan peringkat kredit AS, memaksa penutupan perdagangan basis sekitar 800 miliar dolar AS.
Apa sinyal ini? Tiga konfirmasi runtuhnya obligasi global
1. Sinkronisasi = Sistematik
Obligasi negara 30 tahun AS menembus 5%, sementara JGB 40 tahun Jepang melonjak menjadi 3,45%
2. Likuiditas Menipis = Struktural
Pasar obligasi AS mengalami fenomena "perebutan uang tunai" yang mirip dengan masa COVID-19 pada tahun 2020.
Indikator fungsional pasar obligasi Jepang jatuh ke level terendah dalam dua tahun.
3. Penarikan modal asing = De-dollarization
Pasar khawatir bahwa modal asing sedang melarikan diri dari aset AS
China adalah pemegang utang AS asing terbesar kedua, mungkin akan menjual secara strategis.
Makna khusus Jepang
Mengapa krisis obligasi Jepang adalah sinyal kunci?
1. Jepang selalu menjadi pilar sistem dolar.
- Selama beberapa dekade, JGB adalah acuan suku bunga global
- Perdagangan arbitrase yen mendukung likuiditas global
- Jepang adalah pembeli utama utang AS
2. Ketika bahkan obligasi Jepang tidak ada yang membeli...
- Imbal hasil JGB 3,45% menandakan adanya keretakan sistemik
- Konsep "aset aman" global hancur
- Dasar portofolio investasi perusahaan asuransi, bank, dan dana pensiun goyah
Bukti struktural:
- Krisis obligasi ganda terjadi secara bersamaan - Peristiwa acak dengan probabilitas sangat rendah
- Aset lindung nilai tidak berfungsi - Obligasi tidak lagi menjadi pilihan lindung nilai saat krisis saham
- Alat likuiditas tidak berfungsi - Bahkan alat arbitrase seperti perdagangan basis juga dipaksa untuk ditutup.
Bukti perilaku:
- Perubahan Tindakan Bank Sentral - Bahkan Bank Sentral Jepang diminta untuk menghentikan pengurangan pembelian obligasi
- Reaksi pemerintah - Perdana Menteri Jepang mengatakan situasi fiskal lebih buruk daripada selama krisis utang Yunani
- Trump dipaksa mundur - Pasar obligasi memaksa Trump menangguhkan tarif
Kami sedang menyaksikan restrukturisasi keuangan terbesar sejak runtuhnya sistem Bretton Woods pada tahun 1971.