Belakangan ini, saya melihat jumlah posisi lock-up dari suatu Layer2 tiba-tiba melonjak hingga puluhan miliar dolar, dan kolom komentar penuh dengan kegembiraan. Namun, jujur saja, kegembiraan angka-angka ini mungkin hanya permukaan yang ramai—uang yang mengalir masuk lebih mirip dengan tim sementara yang datang untuk bekerja sebentar, bukan penduduk jangka panjang yang benar-benar ingin bertahan di sini. Begitu tugas airdrop selesai? Mereka yang ingin menarik diri tetap akan menarik diri.

Menganggap penumpukan dana jangka pendek sebagai peluncuran ekosistem, hal ini cukup berbahaya.

Kita perlu memikirkan tiga masalah yang lebih konkret: Uang yang masuk, apakah bisa bertahan? Data interaksi di blockchain itu, apakah benar-benar aktif atau hanya dibuat-buat? Dan, apakah ada jebakan tersembunyi di balik kemakmuran yang terlalu tinggi?

**Pertama-tama: TVL tinggi tidak berarti ekosistem kuat**

Indikator TVL ini pada dasarnya adalah untuk menghitung berapa banyak uang yang terkunci dalam protokol, tetapi ia tidak menjawab beberapa pertanyaan kunci—siapa pemilik uang ini? Kenapa datang? Berapa lama rencana untuk tinggal?

Sekarang banyak posisi lock-up Layer2 yang meroket, secara sederhana itu adalah hasil dari mengeluarkan uang: imbalan mining likuiditas yang tinggi, subsidi dari DAO treasury, imbalan tugas airdrop... Cara bermain seperti ini menarik dana, seperti pekerja sementara, pergi ke mana pun gajinya tinggi. Begitu keuntungan dicabut, tim langsung bubar.

Jika ingin melihat kualitas modal, harus memperhatikan beberapa hal berikut:

**Dari mana uang itu berasal?** Penataan jangka panjang oleh institusi, atau arbitrase jangka pendek oleh investor ritel? Yang pertama lebih memperhatikan kepatuhan dan imbal hasil jangka panjang, sedangkan yang kedua hanya fokus pada keuntungan saat ini.

(Kerangka analisis yang belum selesai mempertahankan logika inti)