Setelah emas mencapai rekor tertinggi selama satu abad sebesar $4.392/oz pada Oktober 2025, pemain institusional dilaporkan mulai mencairkan posisi mereka. Twist-nya? Mereka diam-diam memutar likuiditas tersebut ke Bitcoin.
Pola yang Mulai Terlihat Familiar
Emas melonjak lebih dari 60% tahun ini karena ketegangan geopolitik dan pembelian oleh bank sentral, tetapi melemah ketika Trump melunak dalam retorika perdagangan dengan China. Harga spot anjlok 2% dalam satu sesi—menghapus hampir $1 triliun nilai pasar—karena trader mengunci keuntungan.
Di sinilah yang menarik mulai muncul: RSI emas mencapai 85 (overbought), sementara RSI Bitcoin berada di sekitar 32 (oversold). Divergensi ini belum pernah terlihat sejak Agustus 2020, saat Bitcoin tertinggal dari emas sebelum meledak dari $10k ke $60k dalam beberapa bulan.
Mengapa Institusi Sekarang Memutar Arah
Analis seperti Mario Nawfal menyarankan bahwa strategi ini sederhana: dorong harga emas ke puncak, jual saat tinggi, lalu gunakan dana tersebut untuk membeli BTC saat harganya masih relatif murah. Ini bukan manipulasi—hanya alokasi modal yang efisien.
Michael van de Poppe juga menguatkan hal ini, mencatat bahwa secara historis Bitcoin tertinggal dari emas selama periode risiko rendah, tetapi memberikan pengembalian besar setelah emas mencapai puncaknya. Waktunya? Perhatikan pertemuan FOMC tanggal 29 Oktober—di situlah likuiditas akhirnya bisa berputar.
Target Harga yang Sedang Dipertimbangkan
Jika tesis ini terbukti benar:
$150k–$180k pada akhir 2025 saat rotasi emas semakin cepat
$1M dalam 1–2 tahun setelah siklus penuh selesai
Pertanyaan utamanya: Apakah rally emas benar-benar berakhir, atau hanya beristirahat sejenak? Jika memang sudah puncaknya, beberapa minggu ke depan bisa menjadi sangat eksplosif untuk crypto.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Puncak Harga Emas Bisa Memicu Gerakan Parabolik Berikutnya Bitcoin — Berikut Alasan Teknisnya
Setelah emas mencapai rekor tertinggi selama satu abad sebesar $4.392/oz pada Oktober 2025, pemain institusional dilaporkan mulai mencairkan posisi mereka. Twist-nya? Mereka diam-diam memutar likuiditas tersebut ke Bitcoin.
Pola yang Mulai Terlihat Familiar
Emas melonjak lebih dari 60% tahun ini karena ketegangan geopolitik dan pembelian oleh bank sentral, tetapi melemah ketika Trump melunak dalam retorika perdagangan dengan China. Harga spot anjlok 2% dalam satu sesi—menghapus hampir $1 triliun nilai pasar—karena trader mengunci keuntungan.
Di sinilah yang menarik mulai muncul: RSI emas mencapai 85 (overbought), sementara RSI Bitcoin berada di sekitar 32 (oversold). Divergensi ini belum pernah terlihat sejak Agustus 2020, saat Bitcoin tertinggal dari emas sebelum meledak dari $10k ke $60k dalam beberapa bulan.
Mengapa Institusi Sekarang Memutar Arah
Analis seperti Mario Nawfal menyarankan bahwa strategi ini sederhana: dorong harga emas ke puncak, jual saat tinggi, lalu gunakan dana tersebut untuk membeli BTC saat harganya masih relatif murah. Ini bukan manipulasi—hanya alokasi modal yang efisien.
Michael van de Poppe juga menguatkan hal ini, mencatat bahwa secara historis Bitcoin tertinggal dari emas selama periode risiko rendah, tetapi memberikan pengembalian besar setelah emas mencapai puncaknya. Waktunya? Perhatikan pertemuan FOMC tanggal 29 Oktober—di situlah likuiditas akhirnya bisa berputar.
Target Harga yang Sedang Dipertimbangkan
Jika tesis ini terbukti benar:
Pertanyaan utamanya: Apakah rally emas benar-benar berakhir, atau hanya beristirahat sejenak? Jika memang sudah puncaknya, beberapa minggu ke depan bisa menjadi sangat eksplosif untuk crypto.