Ada satu detail yang sangat menarik: Benchmark, VC papan atas Silicon Valley, sangat jarang berinvestasi di perusahaan rintisan kripto, namun pada November 2025 mereka berinvestasi di aplikasi social trading Fomo, bahkan salah satu partner-nya masuk ke dewan direksi. Kenapa?
Karena mereka melihat sesuatu yang baru sedang terbentuk—social trading bukan lagi sekadar fitur, melainkan infrastruktur dasar.
Tiga Jenis “Social Trading” yang Berbeda
Platform-platform ini tampak serupa, namun logikanya benar-benar berbeda:
Blossom Social —— Untuk investor jangka panjang
Pengguna harus menghubungkan akun broker agar bisa menggunakan layanan
Saat ini ada 500 ribu pengguna terdaftar, dengan aset terkait senilai 1 juta dolar AS
Diskusi pengguna seputar strategi alokasi ETF, bukan spekulasi jangka pendek
Data kunci: 37% aset berada di ETF S&P 500
Model bisnis: penyedia ETF membayar untuk mendapatkan eksposur ke pengguna ritel (State Street, VanEck adalah kliennya)
Pendapatan 2024 sebesar 1,1 juta dolar AS, diproyeksi 4 juta dolar tahun ini
AfterHour —— Untuk trader ritel
Pendiri Kevin Xu sendiri adalah investor terkenal di “WallStreetBets” (mengubah 350 ribu dolar jadi 8 juta dolar)
70% DAU, pengguna bisa anonim tapi harus memverifikasi portofolio nyata mereka
Lebih dari 500 ribu dolar aset telah diverifikasi, menyediakan hampir 6 juta sinyal trading
Telah mendapatkan pendanaan 4,5 juta dolar (dari Founders Fund dan General Catalyst)
Fomo —— Untuk native crypto
Mendukung trading jutaan token di semua blockchain
Biaya transaksi 0,5%, platform yang menanggung biaya gas on-chain
Setelah integrasi Apple Pay di bulan Juni, pendapatan mingguan melonjak ke 150 ribu dolar
Saat pendanaan bulan September, volume trading harian sudah mencapai 20-40 juta dolar
Kenapa Robinhood Ikut-ikutan
Pada September 2025, Robinhood meluncurkan fitur sosial “Robinhood Social”. Raksasa dengan 24 juta akun bergerak ke arah ini, apa artinya?
Zero commission sudah jadi standar industri, semua aplikasi mobile sudah ada, tak ada lagi diferensiasi. Jadi CEO Robinhood berkata terus terang: “Robinhood bukan lagi sekadar platform trading, melainkan financial super app-mu.”
Ini sebenarnya langkah defensif. Karena Blossom, AfterHour, dan pemain profesional lain sedang “merebut bisnis” di tahap diskusi dan penemuan ide—mereka tidak perlu menjadi broker, cukup terhubung ke semua broker lewat API, tapi mereka menguasai proses pengambilan keputusan pengguna. Jika semua teman pengguna ngobrol di AfterHour, eksekusi trading hanya jadi pelengkap.
Hal Baru: Data Trading Jadi Produk Itu Sendiri
Aset terkait 4 miliar dolar di Blossom bukan sekadar angka, melainkan intelijen pasar yang sangat berharga. Berbeda dengan riset pasar lain, ini adalah data portofolio yang benar-benar terverifikasi, bukan survei.
Penyedia ETF bisa melihat apa yang benar-benar dibeli pengguna ritel
AfterHour bisa membedakan
“saham yang dibicarakan” dan “saham yang benar-benar diperdagangkan”
Fomo bisa melihat token mana yang benar-benar memiliki volume trading, mana yang hanya sekadar spekulasi
Laporan kuartalan Blossom kini jadi referensi industri ETF—menunjukkan arus dana ritel, lebih akurat dari survei manapun.
Kenapa Tren Ini Tidak Bisa Dibalik
Teknologi sudah siap: API broker, verifikasi KYC, koneksi data real-time, semua sudah bukan tantangan
Kebiasaan pengguna sudah terbentuk: Setelah GameStop 2021, para trader ritel itu tidak pergi, mereka masih butuh komunitas dan arus informasi
Model bisnis sudah terbukti: Pendapatan Blossom dalam dua tahun naik dari 300 ribu ke 4 juta, DAU AfterHour 70%, pendapatan mingguan Fomo 150 ribu—semua pertumbuhan nyata
Diakui para pemain besar: Benchmark berinvestasi, Robinhood ikut-ikutan, broker tradisional juga membuat fitur sosial—tandanya pasar mengakui arah ini
Inti Insight
Platform social trading bukan menggantikan broker, melainkan menambah satu lapisan di atas broker—lapisan penemuan, diskusi, dan pengambilan keputusan.
Sama seperti profesional Wall Street menggunakan Bloomberg Terminal, nilai terminal bukan hanya pada data dan eksekusi, tapi pada workflow tanpa hambatan. Kamu bisa melihat market, baca berita, chat dengan kolega, dan eksekusi order dalam satu interface.
Social trading platform sedang melakukan hal serupa untuk trader ritel. Kunci utamanya bukan fitur trading, tapi integrasi penemuan, diskusi, dan eksekusi.
Yang lebih menarik—platform-platform ini makin mirip perusahaan media. User generated content (berbagi keputusan trading), platform menyaring sinyal, penyedia ETF dan investor institusi membayar untuk akses informasi.
Jika tren ini berlanjut, social trading bisa menjadi standar baru bagi trader ritel, sama naturalnya seperti sekarang semua trader ritel menggunakan aplikasi mobile.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Perdagangan sosial sedang berubah menjadi infrastruktur keuangan, lautan biru berikutnya ada di sini.
Ada satu detail yang sangat menarik: Benchmark, VC papan atas Silicon Valley, sangat jarang berinvestasi di perusahaan rintisan kripto, namun pada November 2025 mereka berinvestasi di aplikasi social trading Fomo, bahkan salah satu partner-nya masuk ke dewan direksi. Kenapa?
Karena mereka melihat sesuatu yang baru sedang terbentuk—social trading bukan lagi sekadar fitur, melainkan infrastruktur dasar.
Tiga Jenis “Social Trading” yang Berbeda
Platform-platform ini tampak serupa, namun logikanya benar-benar berbeda:
Blossom Social —— Untuk investor jangka panjang
AfterHour —— Untuk trader ritel
Fomo —— Untuk native crypto
Kenapa Robinhood Ikut-ikutan
Pada September 2025, Robinhood meluncurkan fitur sosial “Robinhood Social”. Raksasa dengan 24 juta akun bergerak ke arah ini, apa artinya?
Zero commission sudah jadi standar industri, semua aplikasi mobile sudah ada, tak ada lagi diferensiasi. Jadi CEO Robinhood berkata terus terang: “Robinhood bukan lagi sekadar platform trading, melainkan financial super app-mu.”
Ini sebenarnya langkah defensif. Karena Blossom, AfterHour, dan pemain profesional lain sedang “merebut bisnis” di tahap diskusi dan penemuan ide—mereka tidak perlu menjadi broker, cukup terhubung ke semua broker lewat API, tapi mereka menguasai proses pengambilan keputusan pengguna. Jika semua teman pengguna ngobrol di AfterHour, eksekusi trading hanya jadi pelengkap.
Hal Baru: Data Trading Jadi Produk Itu Sendiri
Aset terkait 4 miliar dolar di Blossom bukan sekadar angka, melainkan intelijen pasar yang sangat berharga. Berbeda dengan riset pasar lain, ini adalah data portofolio yang benar-benar terverifikasi, bukan survei.
Laporan kuartalan Blossom kini jadi referensi industri ETF—menunjukkan arus dana ritel, lebih akurat dari survei manapun.
Kenapa Tren Ini Tidak Bisa Dibalik
Inti Insight
Platform social trading bukan menggantikan broker, melainkan menambah satu lapisan di atas broker—lapisan penemuan, diskusi, dan pengambilan keputusan.
Sama seperti profesional Wall Street menggunakan Bloomberg Terminal, nilai terminal bukan hanya pada data dan eksekusi, tapi pada workflow tanpa hambatan. Kamu bisa melihat market, baca berita, chat dengan kolega, dan eksekusi order dalam satu interface.
Social trading platform sedang melakukan hal serupa untuk trader ritel. Kunci utamanya bukan fitur trading, tapi integrasi penemuan, diskusi, dan eksekusi.
Yang lebih menarik—platform-platform ini makin mirip perusahaan media. User generated content (berbagi keputusan trading), platform menyaring sinyal, penyedia ETF dan investor institusi membayar untuk akses informasi.
Jika tren ini berlanjut, social trading bisa menjadi standar baru bagi trader ritel, sama naturalnya seperti sekarang semua trader ritel menggunakan aplikasi mobile.