#以太坊市值突破Netflix规模 Bagaimana caranya pemain kontrak bisa keluar dan kembali ke kehidupan normal? Terus terang, sangat sulit.

Saya kenal seorang teman, awalnya dia hanya ingin merasakan sensasi trading leverage. Modal awal Rp2.500.000, dalam 48 jam berkembang jadi Rp80.000.000. Saat itu dia benar-benar merasa dirinya berada di jalur jenius trading, menghasilkan uang terasa begitu mudah sampai tidak nyata.

Kejadian selanjutnya pasti sudah bisa ditebak semua orang—full margin, all-in, bertahan saat harga anjlok, akhirnya dari Rp40.000.000 tersisa hanya beberapa ratus ribu. Tapi teman saya ini sudah kecanduan.

Begitu melihat chart, matanya tidak bisa lepas. Makan lupa makan, tidur lupa tidur, mulutnya bilang "nggak mau kontrak lagi", tapi begitu lihat market bergerak langsung lebih buru-buru masuk daripada siapa pun.

Daya tarik utama dari ini cuma satu kata—cepat. Leverage 50x, 100x tinggal pilih, kalau bisa menebak titik balik market, modal bisa melesat seperti roket. Bicara soal sensasi, pasar saham tidak ada apa-apanya, judi tradisional juga harus minggir. Potensi untung besar, potensi rugi juga sama ganasnya.

Di saham, pergerakan naik-turun per hari dibatasi maksimal 10%. Pasar kripto? Sehari bisa dobel, turun setengah, bahkan turun setengah lagi itu sudah biasa. Begitu pernah merasakan nikmatnya cuan cepat, otak langsung terikat satu obsesi: aku masih punya peluang balikin modal.

Faktanya, kebanyakan orang belum sempat dapat peluang itu, sudah keburu disapu bersih keluar dari market.

Itulah kenapa begitu sudah terjun ke kontrak, sangat jarang ada yang bisa keluar tanpa luka. Bukan semata-mata soal keserakahan, tapi karena ritmenya terlalu cepat, rasanya terlalu nikmat, prosesnya terlalu mirip mimpi indah. Mimpinya memang indah, tapi harga untuk bangun kadang terlalu berat untuk ditanggung.

Di pasar memang ada peluang, tapi jebakannya jauh lebih banyak. Di ekosistem ini, yang benar-benar bisa untung konsisten jumlahnya sangat sedikit. Untuk sebagian besar trader, menghadapi volatilitas market dengan rasional dan mengontrol risiko secara wajar jauh lebih realistis daripada bermimpi untung besar dalam semalam.