Penggunaan Long adalah membuka posisi beli dengan harapan harga akan naik
Ketika trader membuka posisi Long dalam perdagangan derivatif (Derivatif) atau instrumen lain yang diizinkan, itu berarti mereka sedang bertaruh bahwa harga akan meningkat. Situasi ini disebut sebagai “beli murah - jual mahal,” yang merupakan strategi dasar yang biasanya digunakan oleh sebagian besar trader.
Sebagai contoh, misalnya seorang trader berpikir bahwa harga saham akan naik dari harga saat ini 320 rupiah. Dia memesan untuk membeli 100 saham dengan harga ini, dengan total biaya 32.000 rupiah. Ketika prediksi tersebut benar dan harga naik ke 330 rupiah, dia menutup posisi dengan menjualnya, sehingga mendapatkan keuntungan sebesar 1.000 rupiah (100 saham × 10 rupiah).
Namun, jika pasar tidak sesuai prediksi dan harga berbalik turun menjadi 310 rupiah, trader memutuskan untuk menutup posisi guna membatasi kerugian. Dalam kasus ini, kerugiannya adalah 1.000 rupiah, bukan keuntungan.
Perintah Short: Membuka posisi jual dengan harapan harga turun
Sebaliknya, membuka posisi Short adalah menjual aset terlebih dahulu dengan harapan harga akan turun. Setelah harga turun sesuai prediksi, trader akan membeli kembali dengan harga yang lebih rendah, mendapatkan keuntungan dari selisihnya. Ini disebut sebagai “jual mahal - beli kembali murah.”
Perintah Short tidak tersedia untuk semua jenis aset. Biasanya, tersedia pada instrumen derivatif CFD dan instrumen lain yang dirancang agar trader dapat memperoleh keuntungan dari penurunan harga.
Bayangkan seorang trader mendapatkan informasi bahwa sebuah perusahaan mungkin mengalami masalah produksi. Dia berpikir bahwa harga saham perusahaan akan turun dari harga saat ini 320 rupiah. Dia menjual 100 saham dan mendapatkan 32.000 rupiah. Ketika informasi tersebut terbukti benar dan harga turun ke 310 rupiah, dia membeli kembali saham tersebut dengan uang 31.000 rupiah, sehingga memperoleh keuntungan sebesar 1.000 rupiah.
Namun, jika trader salah prediksi dan harga naik ke 330 rupiah, bukan turun, dia harus membeli kembali dengan harga yang lebih tinggi, sehingga mengalami kerugian sebesar 1.000 rupiah.
Perbedaan dasar: Long vs Short dalam praktik
Potensi keuntungan: Long mendapatkan keuntungan saat harga naik, Short mendapatkan keuntungan saat harga turun. Ini memungkinkan trader memperoleh pendapatan dalam kedua kondisi pasar.
Memulai posisi: Long dimulai dengan membeli, Short dimulai dengan menjual.
Risiko: Long memiliki risiko bahwa harga akan turun, Short memiliki risiko bahwa harga akan naik tanpa batas. Risiko ini bisa lebih tinggi.
Penerapan dalam berbagai instrumen
Untuk saham, Short mungkin memerlukan proses meminjam saham dari broker terlebih dahulu, yang bisa rumit dan berbiaya. Namun, instrumen seperti CFD memungkinkan trader membuka posisi Short dengan lebih mudah tanpa harus meminjam aset nyata, sehingga masuk dan keluar posisi menjadi cepat dan praktis.
Penggunaan leverage (Leverage) juga membantu mengendalikan jumlah aset yang besar dengan modal yang lebih kecil. Namun, ini juga berarti kerugian bisa membesar secara signifikan.
Perhatian
Memahami secara mendalam tentang Long dan Short adalah dasar penting. Tetapi, pengelolaan risiko secara disiplin sama pentingnya. Instrumen derivatif memiliki risiko tinggi, dan investor harus mempelajari serta memahami mekanisme pasar dengan baik sebelum berinvestasi secara nyata.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Cara mendapatkan keuntungan dari pasar bullish dan bearish: Memahami perintah Long dan Short secara mendalam
Penggunaan Long adalah membuka posisi beli dengan harapan harga akan naik
Ketika trader membuka posisi Long dalam perdagangan derivatif (Derivatif) atau instrumen lain yang diizinkan, itu berarti mereka sedang bertaruh bahwa harga akan meningkat. Situasi ini disebut sebagai “beli murah - jual mahal,” yang merupakan strategi dasar yang biasanya digunakan oleh sebagian besar trader.
Sebagai contoh, misalnya seorang trader berpikir bahwa harga saham akan naik dari harga saat ini 320 rupiah. Dia memesan untuk membeli 100 saham dengan harga ini, dengan total biaya 32.000 rupiah. Ketika prediksi tersebut benar dan harga naik ke 330 rupiah, dia menutup posisi dengan menjualnya, sehingga mendapatkan keuntungan sebesar 1.000 rupiah (100 saham × 10 rupiah).
Namun, jika pasar tidak sesuai prediksi dan harga berbalik turun menjadi 310 rupiah, trader memutuskan untuk menutup posisi guna membatasi kerugian. Dalam kasus ini, kerugiannya adalah 1.000 rupiah, bukan keuntungan.
Perintah Short: Membuka posisi jual dengan harapan harga turun
Sebaliknya, membuka posisi Short adalah menjual aset terlebih dahulu dengan harapan harga akan turun. Setelah harga turun sesuai prediksi, trader akan membeli kembali dengan harga yang lebih rendah, mendapatkan keuntungan dari selisihnya. Ini disebut sebagai “jual mahal - beli kembali murah.”
Perintah Short tidak tersedia untuk semua jenis aset. Biasanya, tersedia pada instrumen derivatif CFD dan instrumen lain yang dirancang agar trader dapat memperoleh keuntungan dari penurunan harga.
Bayangkan seorang trader mendapatkan informasi bahwa sebuah perusahaan mungkin mengalami masalah produksi. Dia berpikir bahwa harga saham perusahaan akan turun dari harga saat ini 320 rupiah. Dia menjual 100 saham dan mendapatkan 32.000 rupiah. Ketika informasi tersebut terbukti benar dan harga turun ke 310 rupiah, dia membeli kembali saham tersebut dengan uang 31.000 rupiah, sehingga memperoleh keuntungan sebesar 1.000 rupiah.
Namun, jika trader salah prediksi dan harga naik ke 330 rupiah, bukan turun, dia harus membeli kembali dengan harga yang lebih tinggi, sehingga mengalami kerugian sebesar 1.000 rupiah.
Perbedaan dasar: Long vs Short dalam praktik
Potensi keuntungan: Long mendapatkan keuntungan saat harga naik, Short mendapatkan keuntungan saat harga turun. Ini memungkinkan trader memperoleh pendapatan dalam kedua kondisi pasar.
Memulai posisi: Long dimulai dengan membeli, Short dimulai dengan menjual.
Risiko: Long memiliki risiko bahwa harga akan turun, Short memiliki risiko bahwa harga akan naik tanpa batas. Risiko ini bisa lebih tinggi.
Penerapan dalam berbagai instrumen
Untuk saham, Short mungkin memerlukan proses meminjam saham dari broker terlebih dahulu, yang bisa rumit dan berbiaya. Namun, instrumen seperti CFD memungkinkan trader membuka posisi Short dengan lebih mudah tanpa harus meminjam aset nyata, sehingga masuk dan keluar posisi menjadi cepat dan praktis.
Penggunaan leverage (Leverage) juga membantu mengendalikan jumlah aset yang besar dengan modal yang lebih kecil. Namun, ini juga berarti kerugian bisa membesar secara signifikan.
Perhatian
Memahami secara mendalam tentang Long dan Short adalah dasar penting. Tetapi, pengelolaan risiko secara disiplin sama pentingnya. Instrumen derivatif memiliki risiko tinggi, dan investor harus mempelajari serta memahami mekanisme pasar dengan baik sebelum berinvestasi secara nyata.