Stabilitas dividen yang diberikan oleh perusahaan yang terdaftar sering kali menunjukkan model bisnis yang solid dan arus kas yang sehat. Itulah sebabnya semakin banyak investor yang menjadikan saham dengan dividen tinggi sebagai inti portofolio mereka, bahkan Buffett pun menempatkan lebih dari 50% portofolionya pada jenis saham ini.
Namun, bagi investor pemula yang baru mengenal saham dividen, sering kali mereka terjebak pada dua pertanyaan utama: Apakah harga saham pasti akan turun pada hari ex-dividen? Haruskah membeli sebelum atau setelah hari ex-dividen? Apakah menjual setelah hari ex-dividen dapat menghindari risiko?
Apakah penurunan harga saham pada hari ex-dividen benar-benar pasti?
Secara teori, harga saham memang seharusnya turun pada hari ex-dividen. Karena perusahaan membayar dividen tunai kepada pemegang saham, yang berarti aset perusahaan berkurang, dan nilai perusahaan per saham pun akan menyesuaikan diri turun.
Namun, dari kenyataan pasar, penurunan harga saham pada hari ex-dividen tidak selalu terjadi. Terutama untuk saham unggulan yang stabil dan sangat diminati, harga saham justru bisa naik pada hari ex-dividen.
Mari kita gunakan angka konkret untuk memahami bagaimana ex-dividen mempengaruhi harga saham:
Misalnya, sebuah perusahaan menghasilkan $3 per saham per tahun, dan dinilai dengan rasio P/E 10, sehingga harga sahamnya adalah $30. Di neraca, perusahaan memiliki cadangan kas berlebih, dengan kas per saham sebesar $5, sehingga total valuasi sekitar $35.
Perusahaan memutuskan membagikan dividen tunai sebesar $4 per saham, dan menyisakan $1 per saham sebagai cadangan. Berdasarkan rumus teori, harga saham pada hari ex-dividen seharusnya disesuaikan dari $35 menjadi $31 (35 - 4 = 31).
Dalam kasus pembagian saham (stock split), perhitungannya sedikit lebih kompleks, dengan rumus:
Harga saham setelah stock split = (Harga saham sebelum split - Harga pembagian saham) / (1 + Rasio pembagian saham)
Contohnya, jika harga saham sebelum split adalah $10, dan harga pembagian saham adalah $5, dengan rasio 2:1, maka:
Harga setelah split = (10 - 5) / (2 + 1) = 5/3 ≈ $1.67
Tetapi, pergerakan harga saham jauh lebih kompleks dari sekadar faktor ex-dividen
Dalam kenyataannya, harga saham bisa naik maupun turun pada hari ex-dividen. Contohnya, Coca-Cola adalah contoh klasik—perusahaan ini memiliki tradisi pembayaran dividen kuartalan yang stabil. Pada hari ex-dividen 14 September 2023 dan 30 November 2023, harga saham justru sedikit naik, sementara di waktu lain malah turun.
Performa Apple juga lebih mencolok. Pada hari ex-dividen 10 November 2023, harga saham Apple naik dari $182 menjadi $186. Pada 12 Mei, hari ex-dividen, kenaikannya mencapai 6.18%.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Walmart, Pepsi, Johnson & Johnson juga sering mengalami kenaikan harga saham pada hari ex-dividen. Ini menunjukkan bahwa jumlah dividen, sentimen pasar, kinerja perusahaan, dan faktor lain secara bersama-sama menentukan arah harga saham.
Strategi membeli dan menjual saham setelah hari ex-dividen
( Fill-Right vs. Buy-Right
Memahami dua konsep kunci ini sangat penting:
Fill-Right (Mengisi Hak Dividen): Setelah hari ex-dividen, harga saham biasanya turun sementara, tetapi seiring waktu, harga akan kembali naik ke level sebelum ex-dividen atau mendekati. Ini menunjukkan pasar optimis terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Buy-Right (Membeli dengan Hak Dividen): Setelah hari ex-dividen, harga saham cenderung tetap rendah dan tidak kembali ke level sebelum ex-dividen. Biasanya ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kinerja perusahaan.
Kembali ke contoh sebelumnya, jika harga saham setelah ex-dividen naik dari $31 ke $35, maka proses fill-right telah selesai. Sebaliknya, jika tidak kembali ke $35, maka disebut sebagai buy-right.
) Nilai referensi tren harga saham sebelum hari ex-dividen
Jika harga saham sudah naik ke posisi tertinggi sebelum ex-dividen, banyak investor akan mengambil keuntungan lebih awal, terutama yang ingin menghindari beban pajak. Pada saat ini, investor yang masuk menghadapi harga yang sudah overbought dan tekanan jual, sehingga risikonya lebih tinggi.
Secara historis, saham cenderung lebih mudah turun daripada naik setelah hari ex-dividen. Ini tidak menguntungkan trader jangka pendek. Tetapi, jika harga sudah turun ke level support teknikal dan menunjukkan tanda stabil, menjual sebelum hari ex-dividen mungkin merupakan peluang beli yang lebih baik.
( Pertimbangan dari sudut pandang investasi jangka panjang
Bagi perusahaan yang fundamentalnya kuat dan berada di posisi terdepan industri, ex-dividen hanyalah penyesuaian harga, bukan pengurangan nilai. Justru, dividen ini memberi peluang bagi investor untuk menambah aset berkualitas dengan harga yang lebih menarik.
Untuk perusahaan seperti ini, membeli setelah ex-dividen dan memegang jangka panjang sering kali lebih menguntungkan, karena nilai intrinsik perusahaan tidak berkurang akibat dividen.
Biaya tersembunyi dari berinvestasi di saham dividen tinggi
) Pertimbangan pajak
Menggunakan akun pensiun tertunda pajak (seperti IRA dan 401K di AS) untuk membeli saham dividen dapat bebas pajak. Tetapi, jika membeli di akun kena pajak, harus menghadapi pajak ganda—baik atas dividen tunai maupun potensi kerugian modal.
Biaya transaksi dan pajak perdagangan
Sebagai contoh, di pasar saham Taiwan, biaya transaksi dihitung sebagai: Harga saham × 0.1425% × diskon (biasanya 50-60%)
Saat menjual, juga dikenakan pajak transaksi:
Saham biasa: 0.3%
ETF: 0.1%
Pajak transaksi = Harga saham × Tarif pajak
Biaya-biaya ini akan mengikis keuntungan secara signifikan jika sering melakukan transaksi.
Pertimbangan keputusan investasi secara komprehensif
Performa harga saham pada hari ex-dividen dipengaruhi oleh banyak faktor. Investor harus mempertimbangkan secara menyeluruh: performa harga sebelum ex-dividen, tren setelahnya, fundamental perusahaan, dan apakah mereka berencana memegang jangka panjang.
Menjual sebelum hari ex-dividen untuk menghindari risiko hanya relevan jika harga sudah tinggi dan sentimen pasar melemah. Sedangkan, menjual setelah hari ex-dividen memerlukan pengamatan terhadap proses fill-right. Keputusan investasi yang rasional harus didasarkan pada toleransi risiko pribadi dan target keuntungan nyata, bukan sekadar mengikuti fluktuasi harga pada hari ex-dividen.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Jual setelah hari ex-dividen harus memanfaatkan waktu yang tepat — fakta dan jebakan saham dengan dividen tinggi
Stabilitas dividen yang diberikan oleh perusahaan yang terdaftar sering kali menunjukkan model bisnis yang solid dan arus kas yang sehat. Itulah sebabnya semakin banyak investor yang menjadikan saham dengan dividen tinggi sebagai inti portofolio mereka, bahkan Buffett pun menempatkan lebih dari 50% portofolionya pada jenis saham ini.
Namun, bagi investor pemula yang baru mengenal saham dividen, sering kali mereka terjebak pada dua pertanyaan utama: Apakah harga saham pasti akan turun pada hari ex-dividen? Haruskah membeli sebelum atau setelah hari ex-dividen? Apakah menjual setelah hari ex-dividen dapat menghindari risiko?
Apakah penurunan harga saham pada hari ex-dividen benar-benar pasti?
Secara teori, harga saham memang seharusnya turun pada hari ex-dividen. Karena perusahaan membayar dividen tunai kepada pemegang saham, yang berarti aset perusahaan berkurang, dan nilai perusahaan per saham pun akan menyesuaikan diri turun.
Namun, dari kenyataan pasar, penurunan harga saham pada hari ex-dividen tidak selalu terjadi. Terutama untuk saham unggulan yang stabil dan sangat diminati, harga saham justru bisa naik pada hari ex-dividen.
Mari kita gunakan angka konkret untuk memahami bagaimana ex-dividen mempengaruhi harga saham:
Misalnya, sebuah perusahaan menghasilkan $3 per saham per tahun, dan dinilai dengan rasio P/E 10, sehingga harga sahamnya adalah $30. Di neraca, perusahaan memiliki cadangan kas berlebih, dengan kas per saham sebesar $5, sehingga total valuasi sekitar $35.
Perusahaan memutuskan membagikan dividen tunai sebesar $4 per saham, dan menyisakan $1 per saham sebagai cadangan. Berdasarkan rumus teori, harga saham pada hari ex-dividen seharusnya disesuaikan dari $35 menjadi $31 (35 - 4 = 31).
Dalam kasus pembagian saham (stock split), perhitungannya sedikit lebih kompleks, dengan rumus: Harga saham setelah stock split = (Harga saham sebelum split - Harga pembagian saham) / (1 + Rasio pembagian saham)
Contohnya, jika harga saham sebelum split adalah $10, dan harga pembagian saham adalah $5, dengan rasio 2:1, maka: Harga setelah split = (10 - 5) / (2 + 1) = 5/3 ≈ $1.67
Tetapi, pergerakan harga saham jauh lebih kompleks dari sekadar faktor ex-dividen
Dalam kenyataannya, harga saham bisa naik maupun turun pada hari ex-dividen. Contohnya, Coca-Cola adalah contoh klasik—perusahaan ini memiliki tradisi pembayaran dividen kuartalan yang stabil. Pada hari ex-dividen 14 September 2023 dan 30 November 2023, harga saham justru sedikit naik, sementara di waktu lain malah turun.
Performa Apple juga lebih mencolok. Pada hari ex-dividen 10 November 2023, harga saham Apple naik dari $182 menjadi $186. Pada 12 Mei, hari ex-dividen, kenaikannya mencapai 6.18%.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Walmart, Pepsi, Johnson & Johnson juga sering mengalami kenaikan harga saham pada hari ex-dividen. Ini menunjukkan bahwa jumlah dividen, sentimen pasar, kinerja perusahaan, dan faktor lain secara bersama-sama menentukan arah harga saham.
Strategi membeli dan menjual saham setelah hari ex-dividen
( Fill-Right vs. Buy-Right
Memahami dua konsep kunci ini sangat penting:
Fill-Right (Mengisi Hak Dividen): Setelah hari ex-dividen, harga saham biasanya turun sementara, tetapi seiring waktu, harga akan kembali naik ke level sebelum ex-dividen atau mendekati. Ini menunjukkan pasar optimis terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Buy-Right (Membeli dengan Hak Dividen): Setelah hari ex-dividen, harga saham cenderung tetap rendah dan tidak kembali ke level sebelum ex-dividen. Biasanya ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kinerja perusahaan.
Kembali ke contoh sebelumnya, jika harga saham setelah ex-dividen naik dari $31 ke $35, maka proses fill-right telah selesai. Sebaliknya, jika tidak kembali ke $35, maka disebut sebagai buy-right.
) Nilai referensi tren harga saham sebelum hari ex-dividen
Jika harga saham sudah naik ke posisi tertinggi sebelum ex-dividen, banyak investor akan mengambil keuntungan lebih awal, terutama yang ingin menghindari beban pajak. Pada saat ini, investor yang masuk menghadapi harga yang sudah overbought dan tekanan jual, sehingga risikonya lebih tinggi.
Secara historis, saham cenderung lebih mudah turun daripada naik setelah hari ex-dividen. Ini tidak menguntungkan trader jangka pendek. Tetapi, jika harga sudah turun ke level support teknikal dan menunjukkan tanda stabil, menjual sebelum hari ex-dividen mungkin merupakan peluang beli yang lebih baik.
( Pertimbangan dari sudut pandang investasi jangka panjang
Bagi perusahaan yang fundamentalnya kuat dan berada di posisi terdepan industri, ex-dividen hanyalah penyesuaian harga, bukan pengurangan nilai. Justru, dividen ini memberi peluang bagi investor untuk menambah aset berkualitas dengan harga yang lebih menarik.
Untuk perusahaan seperti ini, membeli setelah ex-dividen dan memegang jangka panjang sering kali lebih menguntungkan, karena nilai intrinsik perusahaan tidak berkurang akibat dividen.
Biaya tersembunyi dari berinvestasi di saham dividen tinggi
) Pertimbangan pajak
Menggunakan akun pensiun tertunda pajak (seperti IRA dan 401K di AS) untuk membeli saham dividen dapat bebas pajak. Tetapi, jika membeli di akun kena pajak, harus menghadapi pajak ganda—baik atas dividen tunai maupun potensi kerugian modal.
Biaya transaksi dan pajak perdagangan
Sebagai contoh, di pasar saham Taiwan, biaya transaksi dihitung sebagai: Harga saham × 0.1425% × diskon (biasanya 50-60%)
Saat menjual, juga dikenakan pajak transaksi:
Pajak transaksi = Harga saham × Tarif pajak
Biaya-biaya ini akan mengikis keuntungan secara signifikan jika sering melakukan transaksi.
Pertimbangan keputusan investasi secara komprehensif
Performa harga saham pada hari ex-dividen dipengaruhi oleh banyak faktor. Investor harus mempertimbangkan secara menyeluruh: performa harga sebelum ex-dividen, tren setelahnya, fundamental perusahaan, dan apakah mereka berencana memegang jangka panjang.
Menjual sebelum hari ex-dividen untuk menghindari risiko hanya relevan jika harga sudah tinggi dan sentimen pasar melemah. Sedangkan, menjual setelah hari ex-dividen memerlukan pengamatan terhadap proses fill-right. Keputusan investasi yang rasional harus didasarkan pada toleransi risiko pribadi dan target keuntungan nyata, bukan sekadar mengikuti fluktuasi harga pada hari ex-dividen.