Pembunuh terbesar di pasar perdagangan: Bagaimana likuidasi dapat membuat Anda kehilangan semua modal sekaligus? Perlindungan risiko yang wajib diketahui pemula
Apa itu Margin Call? Mengapa Bisa Kehilangan Segalanya?
Margin call adalah akhir yang paling menakutkan dalam perdagangan leverage—ketika arah operasi Anda berlawanan dengan pasar, kerugian terus membesar, nilai bersih akun turun di bawah ambang margin minimum yang ditetapkan broker, sistem akan secara otomatis menutup semua posisi Anda secara paksa, tanpa memberi peluang untuk membalikkan keadaan.
Sederhananya: Anda kehilangan seluruh margin, bahkan mungkin berutang.
Mengapa bisa margin call? Alasan utamanya hanya ada dua:
Salah menilai arah perdagangan, bertentangan dengan tren pasar
Kerugian melebihi margin yang tersedia, rasio pemeliharaan di bawah standar minimum platform
Leverage tinggi adalah pembunuh nomor satu margin call
Leverage seperti pedang bermata dua—dapat memperbesar keuntungan, juga memperbesar kerugian. Banyak investor karena meremehkan kekuatan leverage dan membayar harga mahal.
Contoh:
Misalnya Anda menggunakan modal 10 juta untuk trading kontrak indeks, dengan leverage 10x, berarti mengontrol posisi senilai 100 juta. Pada saat:
Harga bergerak berlawanan 1%, Anda kehilangan 10% dari modal awal
Harga bergerak berlawanan 10%, margin bisa habis seluruhnya, bahkan dipanggil margin
Banyak pemula awalnya percaya mereka bisa mengendalikan risiko, tetapi perubahan pasar sering datang lebih cepat dan lebih dahsyat. Leverage tampaknya bisa cepat menghasilkan uang, tetapi sebenarnya menyembunyikan jebakan tak berujung.
Lima jebakan operasi yang mudah memicu margin call
1. Sikap keras kepala, menolak menerima kerugian
Ini adalah kesalahan fatal yang paling umum dilakukan trader ritel. Dengan keyakinan “nanti pasti rebound”, mereka menunggu, tapi malah terjebak gap down besar, terpaksa jual dengan harga pasar, kerugian jauh melebihi perkiraan. Pasar tidak akan berubah hanya karena harapan Anda.
2. Biaya tersembunyi yang tidak dihitung
Jebakan umum:
Posisi hold over saat hari berikutnya, harus menambah margin, gap besar saat pasar buka langsung menyebabkan margin call
Penjual opsi saat volatilitas melonjak (misalnya saat pemilu), margin diminta dua kali lipat
3. Jerat likuiditas
Instrumen yang kurang likuid atau saat sesi malam, spread bisa sangat besar. Anda pasang stop loss di 100, pasar hanya ada pembeli di 90, terpaksa keluar dengan harga sangat buruk.
4. Peristiwa black swan
Peristiwa besar seperti pandemi 2020, perang Ukraina-Rusia bisa menyebabkan limit down berturut-turut. Saat itu broker bahkan tidak mampu menutup posisi Anda, margin terkuras habis bahkan berutang, menghadapi ** risiko margin call **.
5. Penambahan posisi yang tidak tepat
Banyak investor menambah posisi secara buta saat rugi, berusaha menurunkan biaya agar bisa balik modal. Tapi jika penilaian terus salah, penambahan posisi justru mempercepat margin call. Penambahan posisi harus didasarkan pada keyakinan terhadap kondisi pasar selanjutnya, bukan karena panik.
Tingkat risiko margin call di berbagai aset
Kripto—zona risiko tinggi
Pasar kripto sangat volatil, frekuensi margin call juga tertinggi. Pernah terjadi Bitcoin berfluktuasi 15% dalam satu hari, menyebabkan sebagian besar investor mengalami margin call secara kolektif. Yang paling menakutkan, saat margin call di kripto, bukan hanya margin hilang, tetapi juga koin yang Anda beli akan dilikuidasi sekaligus.
Margin forex—permainan leverage
Inti dari trading forex adalah mengendalikan jumlah besar dengan modal kecil. Investor Taiwan suka menggunakan leverage tinggi, tapi harus memahami dasar-dasar berikut:
Tiga jenis kontrak:
Standar lot: 1 lot
Mini lot: 0.1 lot
Micro lot: 0.01 lot (paling cocok untuk pemula latihan)
Contoh: Trading 0.1 lot pasangan mata uang dengan leverage 20x (nilai 10.000 USD)
→ Margin yang dibutuhkan = 10.000 ÷ 20 = 500 USD
Jika rasio dana di akun turun ke standar minimum platform (biasanya 30%), sistem akan otomatis menutup posisi. Misalnya saldo 500 USD, kerugian 450 USD, tersisa 50 USD, langsung dipanggil margin.
Leverage saham—bervariasi tergantung kondisi
Trading saham tunai: Tidak akan margin call
Beli saham dengan 100% dana sendiri adalah yang paling aman, bahkan jika harga saham turun ke nol, Anda hanya kehilangan modal, tidak berutang.
Margin dan day trading: bisa margin call
Margin membeli saham (pinjam dari broker): rasio pemeliharaan di bawah 130% akan menerima “panggilan margin”, jika tidak menambah margin akan dipaksa jual. Misalnya pinjam 60 juta untuk beli saham 100 juta, jika harga turun 20%, sudah mencapai batas margin call.
Day trading gagal (posisi tidak ditutup): saat gap turun limit, tidak bisa dijual, broker langsung likuidasi, jika margin tidak cukup, margin call terjadi.
Saran untuk pemula berdasarkan tingkat risiko
Jalan paling aman
Mulai dengan saham tunai: beli saham pakai uang sendiri, risiko maksimal kehilangan modal
Hindari produk leverage: futures, kontrak, alat leverage lainnya untuk trader berpengalaman
Rutin dan diversifikasi lebih baik daripada all-in: risiko jauh lebih rendah
Jika tetap ingin trading kontrak
Mulai dari micro lot: trading 0.01 lot secara bertahap kenali pasar
Leverage harus konservatif: disarankan di bawah 10x untuk pemula
Selalu pasang stop loss: jangan nekat melawan pasar
Alat pengelolaan risiko—tali penyelamat trading
Pentingnya stop loss dan take profit
Stop loss( SL/stop loss): atur harga otomatis jual saat harga mencapai titik tertentu, mencegah kerugian membesar
Take profit( TP/ambil untung): atur harga otomatis ambil keuntungan saat target tercapai
Kedua fitur ini sangat penting, membantu Anda mengendalikan risiko secara tepat, menghindari kerugian besar sekaligus.
Perhitungan rasio risiko-imbalan
Rasio risiko-imbalan = (Harga masuk - harga stop loss) ÷ (Harga target - harga masuk)
Semakin rendah rasio ini, semakin layak trading. Misalnya risiko 1 rupiah untuk mendapatkan 3 rupiah, rasio 3:1, ini adalah trading yang layak.
Bagaimana menentukan level stop loss dan take profit?
Trader berpengalaman biasanya mengacu pada garis support dan resistance, moving average, dan indikator teknikal lainnya. Pemula bisa menggunakan metode sederhana: persentase—pasang stop loss dan take profit di 5% di atas dan di bawah harga beli, sehingga tidak perlu terus-menerus memantau pasar dan tetap jelas aturannya.
Perlindungan saldo negatif—garis pertahanan terakhir
Di bursa yang diatur, perlindungan saldo negatif adalah kewajiban hukum—Anda hanya akan kehilangan uang di akun, tidak akan berutang ke broker.
Sederhananya: saldo nol adalah batas maksimal, kelebihan akan diserap broker sendiri. Beberapa broker bahkan secara aktif menurunkan leverage sebelum kondisi pasar ekstrem untuk menghindari kerugian besar.
Fitur ini dirancang untuk melindungi pemula, memberi ruang untuk belajar dari kesalahan. Tapi ingat—ini bukan jaminan bebas risiko, melainkan garis pertahanan terakhir.
Daftar pemeriksaan terakhir sebelum trading
✓ Pastikan Anda benar-benar memahami risiko produk yang akan diperdagangkan
✓ Hitung margin dan rasio pemeliharaan secara akurat
✓ Atur level stop loss dan take profit yang masuk akal
✓ Siapkan dana cadangan untuk kondisi darurat, mengantisipasi fluktuasi pasar jangka pendek
✓ Mulai dari posisi kecil, secara bertahap bangun pengalaman
✓ Pilih platform yang diatur dan resmi untuk trading
Investasi pasti ada untung dan rugi, leverage adalah permainan risiko tinggi. Sebelum masuk, pelajari pengetahuan trading secara menyeluruh, manfaatkan alat pengelolaan risiko, tetapkan stop loss dan take profit yang jelas, agar bisa bertahan lebih lama dan berkembang lebih jauh di pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pembunuh terbesar di pasar perdagangan: Bagaimana likuidasi dapat membuat Anda kehilangan semua modal sekaligus? Perlindungan risiko yang wajib diketahui pemula
Apa itu Margin Call? Mengapa Bisa Kehilangan Segalanya?
Margin call adalah akhir yang paling menakutkan dalam perdagangan leverage—ketika arah operasi Anda berlawanan dengan pasar, kerugian terus membesar, nilai bersih akun turun di bawah ambang margin minimum yang ditetapkan broker, sistem akan secara otomatis menutup semua posisi Anda secara paksa, tanpa memberi peluang untuk membalikkan keadaan.
Sederhananya: Anda kehilangan seluruh margin, bahkan mungkin berutang.
Mengapa bisa margin call? Alasan utamanya hanya ada dua:
Leverage tinggi adalah pembunuh nomor satu margin call
Leverage seperti pedang bermata dua—dapat memperbesar keuntungan, juga memperbesar kerugian. Banyak investor karena meremehkan kekuatan leverage dan membayar harga mahal.
Contoh: Misalnya Anda menggunakan modal 10 juta untuk trading kontrak indeks, dengan leverage 10x, berarti mengontrol posisi senilai 100 juta. Pada saat:
Banyak pemula awalnya percaya mereka bisa mengendalikan risiko, tetapi perubahan pasar sering datang lebih cepat dan lebih dahsyat. Leverage tampaknya bisa cepat menghasilkan uang, tetapi sebenarnya menyembunyikan jebakan tak berujung.
Lima jebakan operasi yang mudah memicu margin call
1. Sikap keras kepala, menolak menerima kerugian
Ini adalah kesalahan fatal yang paling umum dilakukan trader ritel. Dengan keyakinan “nanti pasti rebound”, mereka menunggu, tapi malah terjebak gap down besar, terpaksa jual dengan harga pasar, kerugian jauh melebihi perkiraan. Pasar tidak akan berubah hanya karena harapan Anda.
2. Biaya tersembunyi yang tidak dihitung
Jebakan umum:
3. Jerat likuiditas
Instrumen yang kurang likuid atau saat sesi malam, spread bisa sangat besar. Anda pasang stop loss di 100, pasar hanya ada pembeli di 90, terpaksa keluar dengan harga sangat buruk.
4. Peristiwa black swan
Peristiwa besar seperti pandemi 2020, perang Ukraina-Rusia bisa menyebabkan limit down berturut-turut. Saat itu broker bahkan tidak mampu menutup posisi Anda, margin terkuras habis bahkan berutang, menghadapi ** risiko margin call **.
5. Penambahan posisi yang tidak tepat
Banyak investor menambah posisi secara buta saat rugi, berusaha menurunkan biaya agar bisa balik modal. Tapi jika penilaian terus salah, penambahan posisi justru mempercepat margin call. Penambahan posisi harus didasarkan pada keyakinan terhadap kondisi pasar selanjutnya, bukan karena panik.
Tingkat risiko margin call di berbagai aset
Kripto—zona risiko tinggi
Pasar kripto sangat volatil, frekuensi margin call juga tertinggi. Pernah terjadi Bitcoin berfluktuasi 15% dalam satu hari, menyebabkan sebagian besar investor mengalami margin call secara kolektif. Yang paling menakutkan, saat margin call di kripto, bukan hanya margin hilang, tetapi juga koin yang Anda beli akan dilikuidasi sekaligus.
Margin forex—permainan leverage
Inti dari trading forex adalah mengendalikan jumlah besar dengan modal kecil. Investor Taiwan suka menggunakan leverage tinggi, tapi harus memahami dasar-dasar berikut:
Tiga jenis kontrak:
Rumus perhitungan margin: Margin = (Ukuran kontrak × jumlah lot) ÷ leverage
Contoh: Trading 0.1 lot pasangan mata uang dengan leverage 20x (nilai 10.000 USD) → Margin yang dibutuhkan = 10.000 ÷ 20 = 500 USD
Jika rasio dana di akun turun ke standar minimum platform (biasanya 30%), sistem akan otomatis menutup posisi. Misalnya saldo 500 USD, kerugian 450 USD, tersisa 50 USD, langsung dipanggil margin.
Leverage saham—bervariasi tergantung kondisi
Trading saham tunai: Tidak akan margin call Beli saham dengan 100% dana sendiri adalah yang paling aman, bahkan jika harga saham turun ke nol, Anda hanya kehilangan modal, tidak berutang.
Margin dan day trading: bisa margin call
Saran untuk pemula berdasarkan tingkat risiko
Jalan paling aman
Jika tetap ingin trading kontrak
Alat pengelolaan risiko—tali penyelamat trading
Pentingnya stop loss dan take profit
Stop loss( SL/stop loss): atur harga otomatis jual saat harga mencapai titik tertentu, mencegah kerugian membesar
Take profit( TP/ambil untung): atur harga otomatis ambil keuntungan saat target tercapai
Kedua fitur ini sangat penting, membantu Anda mengendalikan risiko secara tepat, menghindari kerugian besar sekaligus.
Perhitungan rasio risiko-imbalan
Rasio risiko-imbalan = (Harga masuk - harga stop loss) ÷ (Harga target - harga masuk)
Semakin rendah rasio ini, semakin layak trading. Misalnya risiko 1 rupiah untuk mendapatkan 3 rupiah, rasio 3:1, ini adalah trading yang layak.
Bagaimana menentukan level stop loss dan take profit?
Trader berpengalaman biasanya mengacu pada garis support dan resistance, moving average, dan indikator teknikal lainnya. Pemula bisa menggunakan metode sederhana: persentase—pasang stop loss dan take profit di 5% di atas dan di bawah harga beli, sehingga tidak perlu terus-menerus memantau pasar dan tetap jelas aturannya.
Perlindungan saldo negatif—garis pertahanan terakhir
Di bursa yang diatur, perlindungan saldo negatif adalah kewajiban hukum—Anda hanya akan kehilangan uang di akun, tidak akan berutang ke broker.
Sederhananya: saldo nol adalah batas maksimal, kelebihan akan diserap broker sendiri. Beberapa broker bahkan secara aktif menurunkan leverage sebelum kondisi pasar ekstrem untuk menghindari kerugian besar.
Fitur ini dirancang untuk melindungi pemula, memberi ruang untuk belajar dari kesalahan. Tapi ingat—ini bukan jaminan bebas risiko, melainkan garis pertahanan terakhir.
Daftar pemeriksaan terakhir sebelum trading
✓ Pastikan Anda benar-benar memahami risiko produk yang akan diperdagangkan
✓ Hitung margin dan rasio pemeliharaan secara akurat
✓ Atur level stop loss dan take profit yang masuk akal
✓ Siapkan dana cadangan untuk kondisi darurat, mengantisipasi fluktuasi pasar jangka pendek
✓ Mulai dari posisi kecil, secara bertahap bangun pengalaman
✓ Pilih platform yang diatur dan resmi untuk trading
Investasi pasti ada untung dan rugi, leverage adalah permainan risiko tinggi. Sebelum masuk, pelajari pengetahuan trading secara menyeluruh, manfaatkan alat pengelolaan risiko, tetapkan stop loss dan take profit yang jelas, agar bisa bertahan lebih lama dan berkembang lebih jauh di pasar.