Tahun ini, tren robot manusia ini sangat menggila. Dana terus mengalir ke perusahaan rintisan, para investor penuh kepercayaan — tidak lama lagi barang ini akan masuk ke gudang, berjalan di jalur produksi, bahkan masuk ke rumah-rumah biasa. Kedengarannya sangat menarik, tetapi masalah pun muncul.

Orang luar khawatir ini adalah gelembung, yang lebih mencolok lagi, beberapa pemain di dalam industri juga mulai menginjak rem. Alasannya sebenarnya sederhana: dari demonstrasi di laboratorium hingga produk yang benar-benar bisa menggantikan tenaga manusia, ada terlalu banyak tantangan teknik dan biaya bisnis di tengahnya.

Suara yang paling meyakinkan datang dari perusahaan yang sudah menerima pesanan nyata. Agility Robotics, yang membuat robot berkaki dua Digit, sekarang sudah memiliki ratusan mesin yang bekerja di skenario nyata — di gudang Amazon mereka melakukan pengelompokan dan pemindahan, dan di jalur produksi produsen suku cadang mobil Schaeffler juga terlihat mereka. Kedengarannya keren, kan?

Tapi meskipun pencapaian ini sudah ada, CTO Agility, Pras Velagapudi, tetap menyiramkan air dingin: Jangan tertipu oleh klaim bahwa "gelombang robot manusia akan segera melanda secara menyeluruh." Dia berbicara dengan sangat jujur — membuat robot mengangkat kotak di gudang yang relatif bersih itu satu hal; mengubahnya menjadi asisten pintar yang bisa menangani berbagai situasi rumit di rumah adalah hal yang sama sekali berbeda. Kompleksitas teknik, stabilitas, biaya… setiap aspek adalah tantangan besar.