Satu data di blockchain membuat orang langsung sadar: seorang whale besar mengalami kerugian sebesar 81% di ENA, setelah floating loss lebih dari 15 juta dolar AS, dia memutuskan untuk menjual semuanya. Tidak panik saat harga jatuh tajam, malah tenang dan menyerah dalam penurunan jangka panjang. Apa artinya ini? Dia menyerah, tidak lagi percaya bahwa kisah yang pernah diharapkan ini bisa membalikkan keadaan.

Pesan ini seperti tongkat yang membangunkan orang yang masih "percaya dan memegang". Ternyata bahkan whale besar pun bisa salah pandang, salah menilai narasi pasar secara keseluruhan, dan biayanya sangat mahal.

Melihat berita ini, reaksi pertama saya adalah memeriksa posisi saya sendiri. Untungnya saya belum pernah menyentuh ENA. Lebih beruntung lagi, aset utama saya disimpan dalam bentuk USDD, yang menghasilkan pendapatan stabil setiap hari, sama sekali tidak terpengaruh oleh naik turunnya narasi apapun.

Perbedaannya ada di sini. Penyebab tragedi whale itu apa? Menaruh semua chip pada satu "kisah pertumbuhan", lalu kisah itu runtuh. Saya memilih jalur yang berlawanan: fokus utama pada "stabilitas". Dasar dari jalur ini apa? Mekanisme jaminan berlebih yang dapat diverifikasi di chain, yang tidak akan "bangkrut", melainkan terus berjalan.

Inilah mengapa strategi stablecoin bisa memberi kepercayaan diri—tidak perlu bertaruh apa koin tren berikutnya, cukup memastikan saat orang lain gagal bertaruh, dana kita tetap utuh dan aman.

Kisah ENA sebenarnya mencerminkan masalah umum dari banyak koin baru tahun 2024 hingga 2025: valuasi (FDV) yang terlalu tinggi, narasi yang menarik, tetapi tanpa ruang pertumbuhan nyata. Sejak saat peluncurannya, sudah terbentuk. Risiko dari proyek semacam ini jauh lebih besar daripada yang terlihat di permukaan.