
Sandwiched adalah kondisi khusus dalam transaksi blockchain ketika transaksi pengguna dikelilingi dua transaksi jahat, sehingga pengguna berada dalam posisi yang dirugikan. Kondisi ini biasanya terjadi di decentralized exchange (DEX) saat pelaku arbitrase atau miner memantau transaksi tertunda di Mempool dan menyisipkan transaksi mereka sendiri sebelum dan sesudah transaksi target demi meraup keuntungan. Serangan sandwich mengeksploitasi mekanisme urutan transaksi blockchain dan sensitivitas harga pool likuiditas, serta merupakan salah satu bentuk serangan MEV (Nilai yang Dapat Diekstraksi Penambang) yang umum, dengan risiko slippage harga dan kehilangan aset yang besar bagi pengguna.
Inti teknis serangan sandwich:
Syarat pelaksanaan serangan:
Serangan sandwich berdampak luas pada ekosistem cryptocurrency:
Penurunan pengalaman pengguna: Pengguna umum menanggung biaya slippage tambahan tanpa disadari, sehingga hasil transaksi jauh di bawah ekspektasi dan menurunkan kepercayaan pada platform.
Distorsi efisiensi pasar: Pemantauan dan serangan pelaku arbitrase terhadap transaksi besar menciptakan “pajak tak kasat mata” yang mendistorsi mekanisme price discovery.
Adaptasi ekosistem: Untuk mengatasi serangan sandwich, bermunculan alat anti-sandwich dan layanan perlindungan transaksi khusus seperti private transaction pool dan optimasi routing transaksi.
Persaingan ruang blok: Penyerang yang rela membayar gas fee lebih tinggi membuat ruang blok semakin padat, meningkatkan biaya transaksi bagi seluruh pengguna.
Perkembangan ekonomi MEV: Serangan sandwich menjadi bagian penting dalam ekonomi MEV, mendorong inovasi solusi mitigasi MEV seperti Flashbots.
Risiko sandwich dalam penggunaan DEX:
Kerugian finansial: Slippage menyebabkan pengguna menerima jumlah token yang lebih sedikit dari ekspektasi, terutama di pool likuiditas rendah.
Risiko transparansi: Transparansi blockchain membuat semua transaksi tertunda terlihat oleh penyerang, sehingga pengguna berada pada posisi informasi yang lemah.
Asimetri teknis: Pengguna umum kesulitan mengadopsi perlindungan canggih, sementara pelaku arbitrase profesional memiliki bot dan algoritma tingkat lanjut.
Area abu-abu regulasi: Meski serangan sandwich dilarang di keuangan tradisional, lingkungan terdesentralisasi minim mekanisme regulasi dan penegakan.
Biaya perlindungan: Pengguna harus mengambil langkah ekstra—seperti mengatur toleransi slippage lebih ketat atau memakai layanan trading khusus—yang meningkatkan kompleksitas serta biaya transaksi.
Konsep ini menyoroti tantangan keadilan di sistem terdesentralisasi. Seiring perkembangan ekosistem DeFi, penanganan serangan sandwich menjadi tantangan teknis utama untuk peningkatan pengalaman pengguna dan efisiensi pasar. Meski berbagai solusi mitigasi bermunculan, penghapusan total masalah ini masih memerlukan inovasi lebih jauh pada mekanisme dasar blockchain dan struktur pasar. Memahami mekanisme serangan sandwich sangat penting bagi pengguna DeFi agar dapat mengambil keputusan trading yang lebih tepat dan menerapkan perlindungan yang sesuai.
Bagikan


