
Leverage merupakan alat trading yang memungkinkan Anda mengendalikan posisi dengan nilai lebih besar menggunakan sebagian dana sendiri sebagai margin (jaminan). Anda tidak menambah modal aktual, melainkan mengalokasikan margin untuk mengambil risiko lebih tinggi dan memperoleh eksposur trading yang lebih besar.
Contoh yang sering digunakan adalah hipotek rumah: Anda membayar uang muka, bank memberikan pinjaman, dan Anda memperoleh aset yang nilainya melebihi kemampuan beli tunai. Dalam trading, leverage bekerja dengan cara serupa, tetapi karena harga aset berubah setiap hari, profit dan loss Anda ikut diperbesar—begitu juga risikonya.
Leverage pada trading derivatif kripto melibatkan beberapa komponen utama: margin, kelipatan leverage, likuidasi, dan biaya pendanaan. Margin adalah jaminan Anda; kelipatan leverage menentukan besaran posisi yang diperbesar; likuidasi adalah proses otomatis saat kerugian mendekati margin; biaya pendanaan adalah pembayaran berkala untuk menjaga harga kontrak perpetual tetap mendekati harga spot.
Contohnya, dengan leverage 10x: jika Anda menggunakan 100 USDT sebagai margin, Anda bisa membuka posisi senilai sekitar 1.000 USDT. Jika harga turun sekitar 10%, kerugian belum terealisasi Anda hampir menyamai margin, kemungkinan besar memicu likuidasi paksa. Ambang likuidasi aktual juga dipengaruhi oleh margin pemeliharaan (margin minimum platform), sehingga likuidasi sering terjadi sebelum titik kerugian teoritis 10%.
Kontrak perpetual adalah derivatif tanpa tanggal jatuh tempo, dengan harga yang dijaga tetap dekat harga spot melalui biaya pendanaan. Biaya pendanaan menjadi kompensasi antara posisi long dan short: jika rate positif, long membayar short, dan sebaliknya. Per 2025, rate pendanaan di platform utama berkisar ±0,01% hingga ±0,1% setiap delapan jam—cek detail di platform terkait.
Terdapat dua mode margin umum:
Di DeFi, leverage biasanya diterapkan melalui peminjaman beragunan. Anda menyetor aset ke protokol pinjaman sebagai agunan (mirip menggadaikan barang) dan meminjam aset lain berdasarkan rasio Loan-to-Value (LTV). Dana yang dipinjam dapat digunakan untuk trading atau mencari yield.
"Leverage loop" adalah proses berulang menukar aset pinjaman menjadi agunan, menyetor ulang, dan meminjam lagi—menumpuk posisi untuk memaksimalkan efisiensi modal. Hal ini meningkatkan potensi hasil sekaligus risiko: jika harga aset turun dan nilai agunan di bawah batas aman, protokol akan melakukan "likuidasi" (menjual agunan secara otomatis) untuk melunasi pinjaman.
Protokol DeFi menampilkan "health factor" atau "rasio risiko" untuk membantu Anda mengukur seberapa dekat dengan likuidasi. Harga aset diambil dari oracle, dan jika oracle bermasalah atau harga bergerak ekstrem, likuidasi bisa terjadi lebih awal.
Leverage umumnya digunakan untuk tiga tujuan: spekulasi, hedging, dan efisiensi modal. Spekulasi bertujuan memperbesar potensi profit; hedging menggunakan kontrak leverage untuk mengurangi risiko pasar spot; efisiensi modal memungkinkan pembukaan posisi lebih besar atau pengoptimalan hasil dengan setoran awal lebih kecil.
Contoh:
Di Gate, leverage paling umum berupa trading derivatif dan spot margin trading (pinjaman margin). Berikut ringkasan penggunaan kontrak perpetual:
Langkah 1: Aktifkan trading kontrak dan isi dana akun Anda. Lengkapi verifikasi identitas dan penilaian risiko, deposit USDT atau aset margin terkait, dan pilih isolated margin untuk meminimalkan risiko berantai.
Langkah 2: Pilih pasangan trading dan kelipatan leverage. Di halaman kontrak, pilih produk (misal BTC/USDT perpetual), atur leverage (disarankan mulai 2-3x), dan cek margin pemeliharaan serta estimasi harga likuidasi.
Langkah 3: Tempatkan order dan kelola risiko. Ajukan order di level harga yang direncanakan dan tetapkan stop-loss serta take-profit. Stop-loss menjadi titik keluar otomatis untuk mencegah keputusan emosional.
Langkah 4: Pantau biaya pendanaan dan detail posisi. Periksa waktu, arah, dan nominal biaya pendanaan; kelola periode holding sesuai. Strategi jangka pendek dapat menghindari periode dengan rate pendanaan tinggi.
Langkah 5: Evaluasi dan sesuaikan. Gunakan riwayat posisi dan order untuk menyempurnakan strategi—optimalkan leverage dan ukuran posisi secara bertahap, hindari menambah posisi saat volatilitas tinggi.
Spot margin trading (pinjaman margin) juga tersedia di Gate: Anda meminjam dana dengan jaminan aset yang dimiliki untuk membeli atau menjual lebih banyak. Berbeda dari derivatif, margin spot memiliki logika likuidasi dan akumulasi bunga tersendiri—cocok bagi pengguna yang mengutamakan trading spot namun ingin leverage.
Risiko terbesar adalah likuidasi paksa. Pergerakan harga diperbesar oleh kelipatan leverage; kerugian bisa cepat mencapai margin pemeliharaan, memicu penutupan posisi otomatis—sering kali pada harga kurang optimal karena slippage.
Kedua, biaya pendanaan. Kontrak perpetual mengenakan biaya pendanaan selama periode holding; margin spot dan pinjaman DeFi mengenakan bunga seiring waktu. Biaya ini mengurangi profit pada posisi jangka panjang.
Ketiga, risiko likuiditas dan slippage. Jika kedalaman pasar rendah, order besar akan dieksekusi pada harga kurang baik—memperbesar kerugian.
Keempat, risiko teknis dan oracle. Di DeFi, bug smart contract, anomali harga oracle, atau bot likuidasi yang macet dapat meningkatkan eksposur risiko.
Selalu gunakan leverage rendah, tetapkan stop-loss, masuk posisi secara bertahap, dan jaga buffer di atas margin minimum untuk meminimalkan risiko likuidasi paksa.
Trading spot berarti "beli sesuai dana yang Anda miliki"—profit/loss berubah secara linear mengikuti pergerakan harga. Leverage berarti "gunakan margin untuk kontrol posisi lebih besar"—profit/loss dikalikan faktor leverage, dan Anda berisiko likuidasi paksa serta biaya tambahan.
Ada juga "leveraged tokens," yaitu token strategi leverage dengan rebalancing otomatis. Token ini praktis tapi tetap menghadapi volatilitas tinggi dan biaya manajemen—sebaiknya digunakan setelah memahami mekanismenya.
Prinsip utama: "utamakan kerugian yang masih bisa ditoleransi." Jika Anda mampu menahan penurunan harga 10% tanpa likuidasi, leverage sebaiknya tidak melebihi 10x. Perhitungkan margin pemeliharaan dan buffer volatilitas—trader konservatif biasanya mulai dari 2-3x.
Tips praktis:
Leverage meningkatkan efisiensi modal, mendukung hedging dan strategi beragam—namun memperbesar profit dan risiko dengan mempertaruhkan margin. Memahami mekanisme likuidasi dan biaya pendanaan di derivatif, serta rasio LTV dan garis likuidasi di DeFi—serta memanfaatkan isolated margin, leverage rendah, dan stop-loss di Gate—sangat penting untuk manajemen risiko. Selalu tentukan batas kerugian maksimum sebelum memutuskan memakai leverage.
Leverage 10x berarti Anda mengendalikan posisi trading sepuluh kali lipat dari modal sendiri—setiap $1 sebagai margin, exchange meminjamkan $9 sehingga Anda trading aset senilai $10. Potensi profit meningkat, namun kerugian juga bertambah secara proporsional; manajemen risiko wajib diterapkan.
Likuidasi terjadi ketika kerugian akun mencapai ambang kritis—exchange otomatis menutup posisi Anda untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Margin Anda habis dan akun dibersihkan secara paksa. Dengan leverage, pantau risiko dan gunakan stop-loss sebagai perlindungan.
Pemula sebaiknya mulai dengan leverage 2-3x—sehingga keputusan trading yang kurang tepat tidak langsung memicu likuidasi. Naikkan leverage hanya setelah berpengalaman dalam trading dan manajemen risiko. Ingat: leverage tinggi perlu kontrol risiko yang lebih ketat.
Tergantung persyaratan margin minimum exchange dan kelipatan leverage yang dipilih. Misal di Gate, leverage 5x untuk kontrak $100, Anda butuh sekitar $20 sebagai margin. Sebaiknya siapkan saldo tambahan untuk mengantisipasi fluktuasi harga dan mencegah likuidasi paksa.
Bunga (borrow rate) adalah biaya pinjaman modal dari exchange—umumnya dihitung per jam atau harian. Semakin tinggi leverage atau semakin lama posisi di-hold, bunga yang dibayar semakin besar. Ini adalah biaya tersembunyi trading leverage—pastikan untuk memperhitungkannya dalam strategi Anda.


