
Order book adalah daftar elektronik real-time yang menampilkan penawaran beli dan jual beserta jumlahnya untuk suatu aset tertentu.
Order book mengatur bid (penawaran beli) dan ask (penawaran jual) berdasarkan harga dan waktu, sehingga memudahkan pencocokan transaksi secara efisien. Bagian atas umumnya menampilkan ask (order jual), sedangkan bagian bawah menunjukkan bid (order beli). Ask terbaik disebut “best ask”, dan bid terbaik disebut “best bid”. Selisih antara keduanya disebut “spread”. Total volume yang tampak pada setiap level harga mencerminkan “kedalaman” (depth) pasar.
Membaca order book membantu Anda menilai biaya transaksi dan eksposur risiko.
Spread menentukan biaya eksekusi langsung Anda, sedangkan depth menunjukkan apakah order besar akan menggerakkan harga pasar secara signifikan. Dengan menganalisis kepadatan order dan posisi antrean, Anda dapat memilih strategi order yang optimal dan meminimalkan “slippage”—perbedaan antara harga eksekusi yang diharapkan dan aktual. Dalam trading kripto, baik pasar spot maupun derivatif mengandalkan order book, yang juga menjadi dasar strategi market making dan arbitrase.
Order book mencocokkan transaksi berdasarkan “prioritas harga, lalu prioritas waktu”.
Limit order menentukan harga dan jumlah, lalu menunggu di order book sampai tercocokkan, sementara market order dieksekusi segera pada harga terbaik yang tersedia di order book. Mesin pencocokan bursa akan memasangkan order beli dan jual pada harga yang sama, mengikuti prinsip siapa cepat dia dapat.
Spread (selisih antara best ask dan best bid) akan semakin sempit seiring meningkatnya likuiditas. Depth mengacu pada total volume yang dapat dieksekusi dalam rentang harga tertentu, seperti “depth ±1%”, yang mengukur seluruh order dalam 1% di atas atau di bawah harga saat ini. Slippage berkorelasi dengan ukuran order dan depth—order besar atau depth tipis menyebabkan deviasi harga yang lebih besar dari ekspektasi.
Market maker menyediakan kuotasi secara berkelanjutan, menjaga spread tetap ketat dan depth stabil. Harga yang mereka pasang menyesuaikan secara dinamis mengikuti pergerakan pasar, membentuk antrean order beli dan jual yang konsisten.
Order book paling banyak digunakan dalam trading spot dan perpetual futures di bursa.
Di bursa tersentralisasi (CEX) seperti Gate, pengguna dapat melihat data order book secara real-time, termasuk lima level bid dan ask teratas, total volume order, dan pembaruan transaksi langsung. Ketika terjadi volatilitas harga, ask dapat dibatalkan atau dinaikkan, sementara bid dapat ditambahkan atau diturunkan, memengaruhi spread dan depth.
Pada decentralized exchanges (DEX) berbasis order book—seperti dYdX—pencocokan dapat terjadi off-chain, dengan penyelesaian akhir on-chain. Pengguna tetap dapat melihat antrean harga dan perubahan jumlah order.
Bot market making menyinkronkan order di berbagai bursa untuk menjaga spread tetap stabil; trader arbitrase membandingkan order book di berbagai platform untuk memanfaatkan perbedaan spread dan depth.
Analisis harga best bid/ask dan lima level depth teratas sebelum memasang order.
Langkah 1: Di Gate, pilih pasangan trading (misal, BTC/USDT) dan perhatikan spread antara best bid dan best ask, serta distribusi volume dari bid-1 hingga bid-5 dan ask-1 hingga ask-5 untuk menilai likuiditas.
Langkah 2: Pilih tipe order Anda. Limit order cocok untuk mengendalikan harga eksekusi; market order menawarkan eksekusi cepat namun memerlukan estimasi slippage—terutama untuk aset dengan likuiditas rendah atau saat volatilitas tinggi.
Langkah 3: Pecah order besar. Eksekusi transaksi besar dalam beberapa bagian kecil atau pasang beberapa limit order untuk meminimalkan dampak pasar dan mengurangi slippage.
Langkah 4: Terapkan kontrol risiko. Gunakan stop-limit order—yang menentukan harga pemicu dan eksekusi—untuk melindungi dari pergerakan pasar mendadak. Aturan stop-loss mengotomatiskan keluar saat harga pemicu tercapai.
Langkah 5: Pantau posisi antrean. Antrean limit order mengikuti prioritas waktu; masuk lebih awal pada harga tertentu meningkatkan kemungkinan eksekusi cepat.
Contoh praktis: Untuk BTC/USDT dengan spread sempit (selisih best bid/ask hanya beberapa dolar) dan depth lima level teratas yang kuat, market order biasanya dieksekusi mendekati harga best bid/ask. Untuk pasangan small-cap dengan volume terbatas di lima level teratas, market order dapat menyebabkan slippage signifikan—limit order umumnya lebih aman.
Selama setahun terakhir, spread dan depth pasar secara keseluruhan cenderung stabil, meski volatilitas tinggi masih menyebabkan pelebaran sementara.
Pada paruh pertama 2025, pasangan utama (seperti BTC/USDT) di bursa tersentralisasi umumnya memiliki spread bid-ask sekitar $0,5–$3; pergerakan tajam atau kejadian makro dapat memperlebar spread menjadi $10–$50 secara sementara. Pasangan small-cap mengalami spread jauh lebih lebar, kadang melebihi 1% dari nilai nominal saat volatilitas. Data dibandingan dengan data publik bursa dan laporan riset industri (misal, 2025 Q2–Q3).
Untuk depth, sepanjang 2025, “depth ±1%” di platform utama untuk pasangan besar berkisar dari beberapa juta hingga puluhan juta USD; pasangan baru atau likuiditas rendah umumnya hanya menunjukkan depth puluhan ribu hingga ratusan ribu USD, sehingga rentan terhadap pergerakan harga akibat transaksi menengah. Dibandingkan 2024, depth pasangan utama sedikit meningkat, didorong oleh aktivitas market making dan optimasi biaya.
Secara struktural, pada 2025, model order book masih mendominasi trading spot dan derivatif di centralized exchange; DEX bergaya order book memperoleh pangsa di sektor derivatif, berfluktuasi di kisaran persentase dua digit sepanjang tahun. Perhatikan perbedaan platform saat membaca laporan industri (misal, apakah data termasuk wash trading atau entri duplikat).
Order book menggunakan limit order berantrean untuk penentuan harga; AMM bergantung pada rumus.
Order book mengumpulkan minat beli/jual berdasarkan harga dan waktu—harga ditentukan oleh order yang dipasang dan eksekusi, sehingga cocok untuk trading profesional dan manajemen risiko lanjutan. AMM (Automated Market Maker) menggunakan rumus matematika (umumnya x*y=k) untuk menentukan harga berdasarkan rasio aset dalam liquidity pool—tidak ada antrean order; pengguna langsung bertransaksi dengan pool.
Order book menawarkan spread terkontrol, depth transparan, dan penempatan order yang fleksibel—namun memerlukan infrastruktur pencocokan dan market maker. AMM memungkinkan trading kapan saja dengan hambatan masuk lebih rendah, namun mengalami slippage lebih tinggi pada likuiditas rendah dan dapat menimbulkan risiko impermanent loss bagi liquidity provider. Kedua model ini hidup berdampingan di kripto: CEX umumnya menggunakan order book; banyak DEX menggunakan AMM; beberapa platform menggabungkan kedua mekanisme.
Bid menunjukkan keinginan trader untuk membeli pada harga dan jumlah tertentu; ask adalah keinginan untuk menjual. Harga bid biasanya lebih rendah dari harga ask—selisihnya disebut spread. Spread yang sempit menandakan likuiditas tinggi dan biaya trading lebih rendah.
Depth order book mengacu pada volume kumulatif di berbagai level harga. Pasar dengan depth dalam memiliki likuiditas melimpah—transaksi besar tidak akan menyebabkan slippage besar; depth dangkal dapat menyebabkan harga eksekusi meleset dari ekspektasi. Di Gate, pasangan dengan depth lebih dalam menawarkan kondisi trading yang lebih stabil.
Order book memperlihatkan dinamika penawaran dan permintaan secara real-time—Anda dapat memantau arus besar atau mengidentifikasi level support/resistance untuk mendukung keputusan. Namun, ini hanya salah satu alat; tidak secara langsung memprediksi harga. Sentimen pasar dan berita penting juga memengaruhi harga—gunakan analisis teknikal dan fundamental secara bersamaan untuk hasil yang lebih baik.
Beberapa partisipan menciptakan kesan palsu dengan cepat mengirim atau membatalkan order—disebut “wall” atau “spoofing”. Tujuannya untuk menyesatkan pihak lain atau memengaruhi harga. Trader baru harus waspada terhadap sinyal manipulasi seperti ini; trading di platform terpercaya seperti Gate menawarkan perlindungan lebih baik dari risiko tersebut.
Hal ini biasanya akibat slippage—pergerakan pasar yang cepat atau likuiditas rendah menyebabkan harga transaksi berbeda dari harga order yang dipasang. Depth dangkal, pasangan likuiditas rendah, atau transaksi besar dapat meningkatkan slippage. Untuk mengurangi slippage: transaksikan pasangan likuiditas tinggi, pecah order besar, dan hindari periode volatilitas tinggi.


